Rumah Quran Bina Ukhawah Karawang
Dulu baca Qur'an terbata-bata.
Ga kenal banyak hukum tajwij.
Gatau cara baca 'TO' dan 'TA' yang bener.

Apalagi kalo 'TO' dan 'TA' berharakat kasrah, (*dulu) makhrajnya sama aja, cara baca sama, bunyinya sama, padahal beda! Ga cuma huruf 'TO', masih ada huruf lain.

Pas lulus pratahsin 2, bangga banget bisa baca pake tajwij. Pas lanjut ke tahsin tilawah, kebanggaan itu hancur.
Ternyata masih jauuuuh dari sempurna cara baca Qur'annya meskipun 'udah bertajwij'.

Makannya, yg baru lulus pratahsin 2 terus ga lanjut ke kelas selanjutnya segera tobat. 
Daripada anaknya nanya "PAH, CARA BACA 'TO' DAN 'TA' BERHARAKAT KASROH YANG BENER GIMANA?' terus gabisa jawab. 

Malu. Sama Allah. 

Sekarang, lanjut belajar lagi di Bina Ukhuwah Karawang. Masuk kelas lagi. 
Tapi bukan kelas tahsin. Ada kelas lain. Apa itu? Langsung dateng aja ke Bina Ukhuwah Karawang.

Yuk, belajar Al-Qur'an bareng-bareng disana. Temenin saya. ~

M. Nurul Huda


Belajar Baca Al-Qur'an Di Karawang di Rumah Quran Bina Ukhuwah
Belajar Ilmu Membaca Al Qur'an Di Karawang

Belajar Baca Qur'an...??
Siapa Takut..!!

Meski usia tidak muda dan bukan anak-anak lagi

Ikutilah...!!!
Bimbingan belajar baca Qur'an PRAKTIS

Bersama: Rumah Qur'an Karawang Bina Ukhuwah

Dalam Program: BERIMAN (Belajar Ilmu Membaca Al-Qur'an)

Kelas:
Pra Tahsin
Belum Bisa & Belum lancar membaca Al-Qur'an

Tahsin Tilawah
Lancar membaca Al-Qur'an tapi belum bertajwid

Info Pendaftaran
Pendaftaran 31 Januari - 22 Maret 2019
Tes 24 Maret 2019
Mulai Belajar 1 April 2019


Lama Belajar Jumlah Pertemuan
3 Bulan/Paket Seminggu 3 x 1,5 Jama

Hari Belajar  Pilihan Waktu Belajar
Pra 1 : Senin, Selasa, Rabu  Pagi     : 08:30 - 10:00
Pra 2 : Senin, Kamis, Jum'at  Sore     : 16:30 - 18:00
Tahsin : Selasa, Rabu, Kamis  Malam : 19:00 - 20:30


Biaya Biaya
Pendaftaran Rp. 150.000,-
Modul Rp.  50.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-

Pendaftaran Bisa Juga ONLINE

PENDAFTARAN ONLINE
Klik Tombol Di Bawah Ini
Atau Bisa Datang
                              
                                                                                                                 
Yayasan Dakwah Bina Ukhuwah Karawang
JL. Martanagara No.9 Karawang



Ilmu tajwid sangatlah penting dalam liteatur ilmu alquran, oleh sebab itu belajar ngaji di rumah quran karawang bina ukhuwah agar kita bisa membaca alquran dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid. ilmu tajwid menuntun kaum muslimin untuk melafalkan ayat-ayat Allah dengan tepat sehingga lafazh dan maknanya tetap terjaga.
Membaca alquran merupakan salah satu ibadah dan jembatan menuju pemahaman dan pengalaman. kemampuan membaca aksara arab semata, belum cukup bagi seseorang untuk dapat membaca aquran dengan baik sebagaimana diajarkan rasullah saw dibutuhkan ilmu yang menuntunya yaitu ilmu tajwid. oleh karena itu yang ingin belajar membaca alquran dari nol hingga lancar segeralah bergabung di rumah quran karawang bina ukhuwah.

Pendaftaran Bisa Juga ONLINE

PENDAFTARAN ONLINE
Klik Tombol Di Bawah Ini
Atau Bisa Datang
                              
                                                                                                                 
Yayasan Dakwah Bina Ukhuwah Karawang
JL. Martanagara No.9 Karawang

Apasih pentingnya membaca alquran dengan belajar tahsin ? tentu ini menjadi pertanyaan bagi kalian yang pemula. Membaca ayat suci alquran merupakan kewajiban bagi setiap muslim oleh karena itu membaca dan mempelajari alquran hukumnya wajib bagi orang muslim.

Tentunya tidak hanya cukup membacanya saja kitab suci alquran juga harus di pelajari hukum hukum sesuai tajwid. Diwajibkan untuk setiap muslim untuk mempelajari dan mempelajari ajaran-ajaran yang terkandung didalam kita suci alquran dalam mempelajari alquran pun tidak sembarangan. Ada ilmu ilmu yang harus dipelajari yaitu diantaranya tahsin quran. Oleh karena itu bergabung lah dengan rumah quran karawang bina ukhuwah

Pendaftaran Bisa Juga ONLINE


PENDAFTARAN ONLINE
Klik Tombol Di Bawah Ini
Atau Bisa Datang
                              
                                                                                                                 
Yayasan Dakwah Bina Ukhuwah Karawang
JL. Martanagara No.9 Karawang

Tahsin quran didalam islam mempunyai makna bahwa didalam membaca kitab suci alquran haruslah tepat dan benar sesuai yang diajarkan oleh baginda rasulullah saw. Dalam bahasa arab tahsin mempunyai arti memprbaiki, memperkaya atau menguatkan. Tahsin juga bisa diartikan sebagai penyempurnaan hal-hal yang berkaitan langsung cara pengucapan makhorijul huruf ( tempat-tempat keluarnya huruf dan juga pengenalan sifat huruf dan hukum-hukum tajwid seperti ikhfa,idghom,izhar, iqlab dll.

Hukum belajar tahsin dalam belajar ilmu tajwid  sebagai disiplin ilmu dalam mempelajari ilmu alquran adalah hukunya fardu kipayah. Sedangkan membaca alquran secara tartil adalah wajib ain. Oleh karena itu membaca alquran dengun menggunakan tajwid menjadi wajib. didalam membaca alquran bagi siapaun jika tidak menggunakan hukum tajwid maka hukumnya berdosa. 

Karena Allah telah menurunkan kitab suci alquran beserta tajwid didalamya. Oleh karena itu diwajibkan didalam proses membaca alquran yang baik dan benar untuk mempelajari tajwid demi kesempurnaan membaca alquran. Oleh karena itu bagi yang mau meperdalam dan memahi ilmu tajwid bergabunglah Bersama kami di rumah quran karawang bina ukhuwah untuk ngaji di karawang 

Pendaftaran Bisa Juga ONLINE


PENDAFTARAN ONLINE
Klik Tombol Di Bawah Ini
Atau Bisa Datang
                              
                                                                                                                 
Yayasan Dakwah Bina Ukhuwah Karawang
JL. Martanagara No.9 Karawang

Tujuan dari tahsin tilawah ini adalah tujuan utama dari tahsin quran sendiri yaitu menjaga lidah dari kesalahan-kesalahan  dalam membaca alquran. Kesalahan membaca alquran terdiri dari dua macam yaitu al lahnul kofiy dan al lahnul jaliy. Yang pertama yaitu al lahnul jaliy adalah keslahan yang Nampak begitu jelas dikalangan orang ahli tajwid dan kalangan orang awam.

Diantara kesalahanya antara lain perubahan harakat, perubahan bunyi, memanjangkan huruf yang seharusnya pendek atau sebaliknya. Keslahan yang kedua yaitu ah lahnul kofiy adalah keslahan kecil yang di ketahui. Kecuali orang yang pernah belajar tajwid. Diantara kesalahannya adalah tidak digunakan  atau tidak diterapkan kaidah gunnah di dalam huruf yang semestinya dibaca gunnah.

Manfaat tahsin adalah merupakan cermin keimanan seseorang umat muslim terhadaf kitab suci alquran. Mencapai derajat yang tinggi didalam membaca alquran dan juga mempelajari alquran sehingga bisa menghindari keslahan didalam membaca ayat suci alquran.


Terdengar aneh mungkin ketika kita membaca tema kali ini, tetapi setidaknya dengan uraian tulisan ini penulis berharap kita semua mampu menakar diri terkait makna esensial dari kedewasaan pola pikir serta pola tindak keseharian kita sampai detik ini.

Mungkin di antara pembaca ada yang sering mendengar pembicaraan tentang arti kedewasaan seorang manusia.

Terkadang persepsi sebagian kita selalu menghubungkan makna kedewasaan dengan pertambahan usia, meskipun memang usia tua belum tentu jaminan seorang manusia layak dikatakan dewasa, sebagaimana sebuah ungkapan mengatakan, “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan”.

Dalam kajian fiqih Islam, idiom dewasa disebut dengan istilah “Akil Baligh”. Secara semantic (bahasa), kata “Akil baligh” berasal dari suku kata bahasa Arab, yakni: 'aqala yang berarti  berakal, mengetahui, atau memahami. Sementara itu kata “baligh” berasal dari padanan kata “Balagha” yang bermakna sampai. Akil baligh sendiri merupakan sebuah fase dimana seseorang sudah sampai pada taraf usia tertentu untuk dibebani hukum syariat (taklif) dan mampu mengetahui atau mengerti hukum tersebut.

Dalam kajian fiqih Islam, orang yang akil baligh disebut dengan istilah mukallaf. Akil (orang yang berakal) adalah lawan dari ma'tuh (bodoh), majnun (orang gila), dan muskir (orang mabuk). Sedangkan baligh adalah lawan kata dari sabiy (anak-anak). Orang yang berakal adalah orang yang sehat sempurna pikirannya, dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, dibolehkan dan yang dilarang, serta yang bermanfaat dan yang merusak.

Dalam konteks hukum Islam, seseorang yang sudah baligh secara otomatis dibebani hukum syariat, yang ditandai dengan berfungsinya akal secara penuh sehingga ia mengerti hukum yang mengikatnya tersebut.

Untuk itu orang bodoh dan orang gila tidak dibebani hukum karena mereka tidak dapat mengerti hukum dan tidak dapat membedakan baik dan buruk, maupun benar dan salah.

Sebagaimana pula dalam hal ini ulama fikih sepakat menyatakan bahwa berakal menjadi kriteria syarat dalam ibadah dan muamalah, seperti halnya dalam wilayah ibadah, berakal menjadi syarat wajib shalat, puasa, dan sebagainya. Kondisi yang sama dalam cakupan muamalah serta kajian hukum, terutama masalah pidana dan perdata.

Cermin kedewasaan seseorang terlihat dari pola sikapnya. Untuk itu, sikap sangatlah diwarnai dengan cara berpikir dan tindakan kita dalam menghadapi hidup ini, dengan kedewasaan kemudian dapat diukur seberapa matangnya sikap kita dalam menghadapi tantangan hidup ini.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits dari sahabat Ibnu Umar –semoga Allah Ta'ala meridhoinya-, ia berkata:
 “Adalah Nabi Shalallahu 'alaihi wa Sallam- membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini, maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa masa tua renta.”(HR. Bukhari).

Secara teori, kedewasaan sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup. Orang yang mau belajar dari kehidupan, akan mempermudah proses percepatan kedewasaannya, sebab tidak bisa disangkal bahwa tempaan hidup, kesusahan, penderitaan itu akan sangat mempercepat atau mematangkan cara pandang hidup seseorang menjadi lebih dewasa. Karenanya dapat kita katakan bahwa kedewasaan bertunas dari jiwa yang telah mengalami tempaan.

Sejenak mari kita belajar dari proses pertumbuhan pohon kurma, dimana tradisi para petani di wilayah Teluk ketika menanam biji kurma, pada bagian atas permukaan tanah ketika biji itu ditanam, mereka simpan sebuah batu di atasnya, agar kelak ketika tunas kurma itu muncul, sedikit demi sedikit tunas mungil itu bisa menggeser batu yang lebih kuat dan berat dibandingkan dengan dirinya, sehingga dikemudian hari tunas itu akan tumbuh menjulang tinggi ke langit dengan kokohnya.

Sebagai sumber ilmu, al-Qur'an telah menjabarkan kepada kita makna asasi kedewasaan secara utuh, setidaknya ada empat kriteria yang mesti dimiliki sehingga seorang individu terakui kedewasaannya secara paripurna, yakni kedewasaan secara emosional, kedewasaan berpikir, kedewasaan sosial, dan yang paling utama kedewasaan secara ruhiyah.

Di tulisan edisi yang akan datang, insyaAlloh penulis akan menguraikan secara sederhana –tentunya dengan sudut pandang syari'at- terkait empat kriteria di atas.

Wallahu a'lam bisshowab.

Oleh Ridwan, Lc, M.Pd.I
( Kepala Sekolah SMAIT HARUM & Anggota Dewan Syariah Bina Ukhuwah )

Belajar Qur'an Di Karawang

Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwiidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Dalam pengertian lain menurut lughah, tajwid dapat pula diartikan sebagai "al-ityaanu biljayyidi" "segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan". Maka dari itu,Tajwid juga disebut juga dengan "Tahsin" yang artinya "Membaguskan", yaitu membaguskan bacaan al-Quran.
Sedangkan pengertian Tajwid menurut istilah adalah :

"Ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf (haqqul harf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf (mustahaqqul harf) dipenuhi, yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya"

Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid atau Tahsin adalah agar dapat membaca ayat-ayat al-Quran secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi saw..Dengan kata lain, agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca kitab Allah Ta'ala.

Hukum mempelajari ilmu Tajwid atau Tahsin sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah atau merupakan kewajiban kolektif. Ini artinya, mempelajari ilmu Tahsin secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja. Namun, jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari ilmu Tahsin, berdosalah kaum itu..

Adapun hukum membaca al-Quran dengan memakai aturan-aturan Tajwid(Tahsin) adalah fardhu 'ain atau merupakan kewajiban pribadi. Membaca al-Quran sebagai sebuah ibadah haruslah dilaksanakan sesuai ketentuan. Ketentuan itulah yang terangkum dalam ilmu Tahsin al-Quran. Dengan demikian, dengan memakai ilmu Tahsin dalam membaca al-Quran hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang lain. Apabila seseorang membaca al-Quran dengan tidak memakai ilmu Tahsin, hukumnya berdosa.

Dalam kitab Hidaayatul Mustafid fii Ahkaamit Tajwid dijelaskan:
"Tidak ada perbedaan pendapat bahwasanya (mempelajari) ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sementara mengamalkannya (tatkala membaca al-Quran) hukumnya fardhu 'ain bagi setiap Muslim dan Muslimah yang telah mukallaf".

Syeikh Ibnul Jazari dalam syairnya mengatakan:
"Membaca al-Quran dengan Tajwid , hukumnya wajib. Siapa saja yang membaca al-Quran tanpa memakai Tajwid, hukumnya dosa. Karena sesungguhnya Allah menurunkan al-Quran berikut Tajwidnya. Demikianlah yang sampai kepada kita dari-Nya"

Para Ulama Qiraat telah sepakat bahwa membaca al-Quran tanpa Tajwid merupakan suatu "lahn" atau "kesalahan"

FB #Belajar Tahsin al-Quran
#Belajar Qur'an Di Karawang